Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image >

cara membuat daftar isi

0 komentar


CARA MEMBUAT DAFTAR ISI BLOG

Cara Membuat Daftar Isi Blog kali ini berbeda cara nya dengan artikel saya terdahulu tentang tutorial cara Membuat Daftar Isi Blog. Beda nya disini adalah mudah, dan lebih tertata rapi. Selain itu yang lebih menarik adalah setiap artikel posting kita yang baru akan terdapat kata new !!. Saya sendiri juga memakai daftar isi tutorial yang ini.
daftar isi blog sangat berfungsi juga untuk seo, karena saya newbie masalah seo saya belum bisa menjelaskan secara detail fungsinya.
Cara membuat daftar isi blog ini terdapat dua cara, cara pertama daftar isi blog ini di dalam box yang terdapat scroll box nya dan di tampilkan di widget blog. Dan cara yang kedua daftar isi blog akan tampil secara keseluruhan tanpa scroll.
Cara Membuat Daftar Isi Blog I :
Masuk blogger > rancangan > Elemen Laman > Tambah Gadget > HTML/Javascript
Pada Kotak Judul beri nama DAFTAR ISI, dan kotak bawahnya isi script di bawah ini
<div style="overflow:auto;width:430px;height:120px;padding:10px;border:1px solid #eee"><script style="text/javascript" src="http://antigaptek.googlecode.com/files/daftarisi.js"></script><script src="http://Blogkamu.blogspot.com/feeds/posts/default?max-results=9999&alt=json-in-script&callback=loadtoc"></script>
</div>
perhatikan  http://Blogkamu.blogspot.com <<< ganti dengan nama blog anda.
width:430px;height:120px <<< ukuran scroll box bisa di ubah dan di atur sesuai dengan keinginan
simpan dan lihat hasilnya.
Cara Membuat Daftar Isi Blog II :
Masuk Blogger > Entri Baru
Beri Judul beri nama DAFTAR ISI, pada kotak di bawahnya copy kan script di bawah ini
Kemudian di bawah nya lagi pada Post Option, Komentar Pembaca pilih jangan di izinkan.
Masih di post option, pada Post tanggal dan waktu pilih dijadwalkan pada. Kemudian isikan tanggal dan tahun yang lama dari postingan terlama anda. Agar nantinya tidak tampil pada halaman pertama.
Langkah selanjutnya Terbitkan Entri.
Kemudian lihat urlnya simpan di navigasi blog anda, contohnya bisa di lihat disini.
Jangan lupa http://Blogkamu.blogspot.com <<< ganti dengan alamat blog kamu.

cara memasang alexa pada blog

0 komentar

Langkah #1
  1. Klik di sini untuk menuju situs alexa.com
  2. Masukan alamat blog anda pada kolom yang terdia. Contoh : tipsberonline.blogspot.com (tanpa http://), lalu klik tombol “Build Widget”.alexa rank button 
  3. Ada 3 ukuran widget yang bisa anda pilih, copy kode yang ada di sampingnya lalu paste padanotepad atau text editor lainnya. Simpan kode tersebut di komputer anda untuk nanti di masukan ke blog.

Langkah #2
  1. Silahkan login ke blogger dengan ID anda.
  2. Klik Tata Letak.
  3. Klik tab Elemen Halaman.
  4. Klik Tambah Gadget.
  5. Klik tanda Plus (+) di samping tulisan HTML/JavaScript. html javascript
  6. Paste kode yang tadi ada di notepad kedalam kolom yang muncul.
  7. Klik tombol Simpan.
  8. Pindahkan elemen yang baru anda buat tadi ke tempat yang anda inginkan, jika mau tentunya.
  9. Jangan lupa klik tombol Simpan yang ada di sebelah atas.
  10. Selesai.

Mudah-mudahan dengan di pasangnya widget alexa di blog anda, alexa rank blog anda akan cepat bagus (semakin kecil semakin baik rangkingnya).
Sedikit tambahan, alexa rank terbilang cepat dalam melakukan update sehingga hasilnya akan terlihat dalam beberapa hari saja. Satu yang paling utama dalam menaikan ranking alexa adalah dengan mencoba meningkatkan trafik atau jumlah kunjungan ke blog anda.

Ulama dan Kelestarian Alam

0 komentar

download di sini

Kerusakan pelestarian lingkungan

0 komentar

download di sini

0 komentar

ingin tau menjaga kelestarian masyarakat tengger, buka aja coy 

PERAN REMAJA DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

0 komentar

download di sini

ENERGI DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

0 komentar

download di sini

Laskar Hijau Bank BJB siap jaga kelestarian alam

0 komentar

download di sini

Laskar Hijau Bank BJB siap jaga kelestarian alam

0 komentar

download di sini

Isu Gempa Besar, Momen untuk Menjaga Kelestarian Alam di Pagaralam

0 komentar

download di sini

sumpzh menjaga kelestaria alam

0 komentar

download di sini

Kelestarian Alam, Alasan Pemerintah Stop Ekspor Rotan

0 komentar

download di sini

ORANGUTAN DAN KELESTARIAN ALAM KITA

0 komentar

download di sini

USAHA YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENJAGA KELESTARIAN ALAM

0 komentar

download di sini

Soal Orang Utan, Menteri LH Bantah Segan pada Perusahaan Sawit Malaysia

0 komentar

Malang - Alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit terus mengundang masalah baru, seperti merusak habitat orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus). Pemerintah Indonesia sendiri akan mengambil langkah tegas tanpa perlu memandang pemilik dari perkebunan itu.

"Langkah tegas akan kami lakukan, bukan masalah sungkan dengan pemilik lahan," kata Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya kepada detikcom usai meresmikan Bank Sampah di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (15/11/2011).

Menurut Balthazar, negara yang memiliki lahan itu sebelumnya, jadi tetap mempunyai kewenangan dalam menyelesaikannya, tanpa harus sungkan ataupun takut menghadapi pengelola dari lahan perkebunan sawit. "Ini tanah kita, buat apa takut atau sungkan. Yang katanya milik orang Malaysia itu. Jelas akan kami urus dengan serius," tutur Baltazhar.

Meski begitu saat ditanya langkah yang sedang dilakukan, Baltazhar kembali menunggu hasil tim yang diterjunkan ke lapangan. "Sama seperti kasus pembunuhan orangutan, kita turunkan tim dan hasilnya masih kita tunggu," tuturnya.

Ia juga enggan menyalahkan siapa pihak yang harus bertanggung jawab dalam kedua masalah itu, yakni alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit serta pembantaian orangutan Kalimantan karena dianggap sebagai hama.

Tapi lebih mementingkan hasil investigasi pemerintah agar menemukan kejelasan dari akar masalah yang sebenarnya. Apakah benar pengalihan fungsi lahan menjadi perkebunan berdampak buruk bagi kelestarian alam Indonesia? "Perlu penyelidikan mendalam, bukan sebuah pernyataan saja," jawabnya.

Ia menambahkan, munculnya perkebunan kelapa sawit dituding menjadi masalah bagi terancamnya habitat orang utan, setelah satwa itu dianggap sebagai hama. Padahal kelestarian lingkungan harus tetap dijaga dan pemerintah saat ini serius dalam menyikapinya.

Hasil penyelidikan sangat diharapkan sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan baru atau keputusan tegas atas persoalan ini. "Kita tunggu saja hasil kerja orang di kantor," papar Baltazhar seraya berlalu.
(fat/nwk)

Tahun 2012 nanti, investor Jerman akan datang ke Indonesia

0 komentar

JAKARTA. Tahun depan, investor Jerman yang menanamkan duitnya ke Indonesia akan semakin banyak. Presiden Jerman Christian Wulff mengatakan, investor itu akan datang bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Menurutnya, sejumlah investor Jerman sangat tertarik dalam pengembangan di bidang green energy dan sumber daya terbarukan mengingat Indonesia merupakan paru-paru dunia. "Kami sangat berminat supaya Indonesia menjalankan pengelolaan hutan yang baik untuk kelestarian alam dan segi ekonomu yang menguntungkan," katanya usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (1/12).

Kedatangan investor Jerman itu sekaligus memperingati hubungan kerjasama Indonesia-Jerman yang memasuki usia 60 tahun. Sejauh ini angka investasi Jerman ke Indonesia mencapai US$ 300 juta.

Untuk mempererat hubungan kedua negara, Wulff mengusulkan sebuah forum kedua negara yang dapat memberikan rekomendasi tidak hanya pada politik tetapi ekonomi, sosial dan budaya. "Saya usulkan kepada Presiden Indonesia agar kita bisa membentuk satu forum untuk saran," katanya.

Nelayan Belum Sejahtera

0 komentar

WALAUPUN Sumber Daya Alam (SDA) sektor perikanan yang dimiliki Berau dari laut maupun sungai melimpah ruah, akan tetapi pada kenyataannya tingkat kesejahteraan khususnya para nelayan masih jauh dari harapan. Karenanya Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) saat menyetujui 11 Perda pada paripurna, Senin (5/12) kemarin menyarankan agar Pemkab Berau melalui SKPD terkait perlu lebih mempertajam program pembinaan SDM bagi para nelayan, disamping peningkatan berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan di sektor tersebut.
Menurut juru bucara F-PKS Berau, Warsito SPd sarana prasarana perlu diimplementasikan di lapangan itu diantaranya penambahan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di sentra-sentra produksi perikanan. "Seperti Kecamatan Pulau Derawan perlu ditunjang lembaga simpan pinjam modal, evaluasi kualitas ikan, kestabilan pemasaran dan harga jual beli khususnya harga lelang ikan dari para nelayan dan agen penampung,"jelas Warsito.
Khusus untuk program pelatihan tambah Warsito, dapat ditempuh dengan upaya mengalihkan budaya pemanfaatan sumber daya ikan dari pola tangkap menjadi pola budidaya. "Disamping kami menyarankan pelatihan upaya menjaga kelestarian seperti berbentuk pelatihan keterampilan pemanfaatan limbah ikan. Melalui upaya memperkaya manfaat sumber daya diantaranya menjadikan tepung ikan, pakan ternak dan lainnya," terang Warsito.
Sementara, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) melalui Hatta Basri mengatakan, untuk optimalnya perlu ditunjang tenaga operasional di lapangan yang memiliki kemampuan memadai. Penekanan itu disampaikannya mengingat tidak sedikitnya tiap tahun hasil perikanan Berau dieksploitasi dan dicuri oleh para nelayan dari luar Berau. "Melihat kondisi ini, kami nilai perlu tindakan konkrit dari Pemkab Berau maupun aparat penegak hukum. Adanya pertimbangan bukan hanya daerah tapi juga nelayan kita yang masih mengandalkan penangkapan tradisional,"ungkap Hatta. (agi/*)

[Sponsored By Yahoo] Jetstar® Seat Sale Penerbangan ke New Zealand dari harga USD 390. Pesan sekarang. www.JetStar.com/travel-to-NZ Gudang Di Indonesia Cari gudang di Indonesia, lihat peta & harga. Hubungi penjual sekarang. www.Rumah.com Kejutan Akhir Tahun Intel Ayo beli komputer Intel i5 / i7. Menangkan kamera, TV & hadiah lainnya. www.bhinneka.com Berita Terpopuler Tak Selamanya Pernikahan Anak Presiden Mewah Alasan Wanita Usia 20-an Bergegas Menikah Wanita Berbibir Seksi Gampang Orgasme Hati-Hati Cari Jodoh Lewat Situs Internet Terobsesi Berbibir Tebal, 100 Kali Suntik Silikon Toilet Emas Seharga Rp1 Miliar Lebih Tipe Bos yang Perlu "Dilenyapkan" Biyan Buka Jakarta Fashion Week 2012 Usir Mata Kering dengan Lima Langkah Menikmati Panorama Konservasi Tambling

0 komentar

Menikmati Panorama Konservasi Tambling  

Beverly Gunawan
26/11/2011 07:01 | Wisata
Liputan6.com, Lampung: Kawasan Hutan Konservasi Tambling di Lampung Barat layak dikunjungi sebagai tempat wisata keluarga. Tentu saja bagi keluarga yang anak-anaknya sudah menjelang usia remaja agar bisa menikmati indahnya alam. Tapi sayangnya, kawasan ini masih tertutup untuk umum. Tak menutup kemungkinan, kawasan ini akan segera dibuka untuk umum jika segala sesuatunya sudah siap.

Di kawasan konservasi ini Anda bisa menumpang kendaraan khusus mobil jip untuk menjelajah hutan. Bisa juga kuda tunggangan yang disediakan pengelola. Jika Anda menelusuri danau berair sangat jernih yang ada di dalam kawasan ini, Anda pun bisa menggunakan perahu. Keberadaan danau ini menjadi urat nadi kehidupan segenap isi kawasan hutan konservasi.

Apa yang bisa dilihat di kawasan Hutan Konservasi Tambling ini selain panorama alam, jajaran hutan pohon-pohon besar, pantai pasir putih, hamparan bukit dengan permadani rumput hijau, dan hutan? Ada satwa, di antaranya harimau, kijang, monyet, dan beberapa unggas alam liar.

Di kawasan ini ada pula penduduk lokal. Mereka hidup berdampingan langsung dengan hutan belantara nan lebat. Penduduk Desa Pangekahan ini hidup dalam kesederhanaan dan ikut terlibat langsung menjaga kelestarian alam sekitar.

Salah satu fungsi kawasan konservasi hutan Tambling ini adalah menjaga kelestarian hutan dan berbagai satwa yang ada di dalamnya. Salah satu satwa langka dan dilindungi adalah harimau yang kini mempunyai tiga ekor anak jantan. Menurut penjaga harimau, Marizal, induk harimau ini kini sedang menjalani masa rehabilitas menjelang dikembalikan ke habitat aslinya.

Kawasan konservasi Tambling yang indah ini dapat pula dilihat secara lebih jelas dari ketinggian menara mercusuar peninggalan zaman Belanda (1870). (Vin)

Batubara Bukan Halangan untuk Lestarikan Alam

0 komentar

Batubara Bukan Halangan untuk Lestarikan Alam
Sriwijaya Post - Kamis, 17 November 2011 17:48 WIB
Share |
TANAM.JPG
SRIPOKU.COM/TOMMY SAHARA
Bupati Lahat Saifudin Aswari, menanam pohon di depan Kantor Pemkab Lahat, Kamis (17/11).
SRIPOKU.COM, LAHAT - Meskipun Kabupaten Lahat dikenal sebagai kota pertambangan batu bara, namun Bupati Lahat Saifudin Aswari berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam.

Ia berjanji akan terus menjaga dan melestarikan Bumi Seganti Setungguan, meskipun perusahaan pertambangan sudah banyak beroperasi. Sehingga alam dan ekosistemnya tetap terjaga.

"Kabupaten harus tetap hijau. Itu komitmen saya," ujar Aswari ketika dibincangi Sripoku.com, Kamis (17/11), ketika menanam puluhan pohon di depan gedung Pemkab Lahat.

"Pertambangan batubara bukan halangan untuk melestarikan alam," tegas Aswari.

Penulis : Tommy Sahara
Editor : Sudarwan

Rotaract Sumbang 4000 Tanaman Mangrove

0 komentar

Rotaract Sumbang 4000 Tanaman Mangrove

Semarang, suaramerdeka.com - Merasa prihatin dengan kondisi alam terutama dengan kelestarian biota pantai, organisasi Rotaract Semarang Yudhistira ikut menyumbang sebanyak 4000 pucuk tanaman mangrove.
Sumbangan itu diberikan melalui para mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP yang berlangsung hari ini (30/11), bertempat di tempat pelelangan ikan (TPI) di Desa Mangunharjo Kecamatan Mangkang Wetan Semarang.
Ke-4000 tanaman mangrove ini sekarang sudah berada di TPI dan akan dilakukan penanaman di lokasi pantai oleh para mahasiswa. Sebelumnya para mahasiswa melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan pantai dengan cara kerja bakti.
Acara pekan aksi nyata ini dihadiri oleh delegasi dari 31 universitas se-Indonesia. Menurut Yosi, Presiden Rotaract, kegiatan ini diharapkan akan membantu para nelayan mendapatkan lebih banyak hasil tangkapan ikan di kemudian hari.

Kudus Tanam 1,49 Juta Pohon

0 komentar

Kudus Tanam 1,49 Juta Pohon
Alb. Hendriyo Widi Ismanto | Marcus Suprihadi | Kamis, 1 Desember 2011 | 10:53 WIB
Dibaca: 407
|
Share:
KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI ISMANTO Pemkab Kudus, Kamis (1/12/2011), menannam 1,49 juta pohon untuk mendukung program satu miliar pohon yang sudah dicanangkan Presiden SBY.
KUDUS, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menanam 1,49 juta pohon untuk mendukung gerakan nasional satu miliar pohon. Secara simbolis, penanaman itu dilakukan di Lapangan Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kamis (1/12/2011).
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Budi Santoso, mengatakan, pohon yang ditanam berjenis tanaman keras dan produksi. Penanaman itu merupakan upaya mitigasi perubahan iklim, mengantisipasi bencana longsor dan banjir, serta mengkonservasi lahan kritis.
"Penanaman dilakukan oleh masyarakat, terutama kelompok-kelompok tani, di wilayah Pegunungan Muria," kata dia.
Bupati Kudus Musthofa mengemukakan, masyarakat Kudus harus proaktif menjaga kelestarian lingkungan, terutama untuk menanam dan merawat tanaman. Tanaman yang ditanam bisa beragam sesuai dengan daerah masing-masing.
"Tanaman-tanaman produktif, seperti pohon buah-buahan tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi bisa meningkatkan pula perekonomian masyarakat," kata dia.
 
Ada 0 Komentar Untuk Artikel Ini.
     
 
Kirim Komentar Anda
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.

KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
Silakan atau register untuk kirim komentar Anda

Lingkar Nagreg Ditanami 11.000 Pohon oleh Kodam III/Siliwangi

0 komentar

Lingkar Nagreg Ditanami 11.000 Pohon oleh Kodam III/Siliwangi

SOREANG, (PRLM).- Dalam rangka memperingati hari tanam pohon Nasional yang jatuh pada tanggal 28 November 2011, Komando Daerah Militer III/Siliwangi menanam 11.000 pohon jenis trembesi, albasia, dan jabon di Lingkar Nagreg, Kecamatan Nagreg, Kab. Bandung, pada Senin (28/11) pagi. Penanaman di lokasi seluas 17,6 hektare itu dilakukan langsung oleh Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Meris Wiryadi mewakili Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI M. Munir.
Brigjen Meris mengatakan, penanaman pohon di jalur Lingkar Nagreg ini merupakan kelanjutan dan dukungan kepada Program Pemerintah untuk menanam satu milyar pohon pada tahun 2011. “Sesungguhnya merupakan komitmen TNI dalam berkontribusi terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup,” ucapnya, Senin (28/11).
Menurut dia, semua pihak harus menyadari bahwa masalah lingkungan hidup, khususnya kerusakan yang menyebabkan gundulnya hutan, sampai saat ini masih menjadi masalah kita bersama. “Oleh karena itu, TNI dan khususnya Kodam III/Siliwangi selalu berupaya untuk terus berperan secara aktif membantu pemerintah daerah, dengan cara melaksanakan penanaman pohon di lahan-lahan gundul, termasuk di daerah rawan bencana, salah satu di antaranya adalah di Jalan Nasional Lingkar Nagreg ini,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, upaya melestarikan lingkungan dengan penanaman pohon ini akan terus dilakukan oleh jajaran Kodam III/Siliwangi bekerjasama dengan berbagai komponen masyarakat. “Kami meyakini hanya dengan upaya seperti ini, bersinergi dan bahu membahu dengan semua pihak, niat kita bersama dalam rangka memelihara kelestarian alam dari ancaman kerusakan yang lebih parah, akan dapat kita wujudkan,” ujarnya.
Sementara itu, di wilayah Kodam III/Siliwangi secara serentak akan dilaksanakan penanaman pohon sebanyak 86.000 pohon. “Kegiatan penanaman pohon dilakukan disemua lokasi karena merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika TNI AD 2011,” ucapnya. (A-194/A-88)***

Badak Hitam Afrika Barat Kini Punah

0 komentar



video

>

Berita Terpopuler


&lt;script language=JavaScript src="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/vj?z=admaxasia2&amp;dim=280733&amp;pid=918cb7ec-d584-475f-8f1d-e03191dd03e1&amp;asid=f5de8e37-f91b-4878-be44-da652eac2f4c&amp;abr=$scriptiniframe"&gt;&lt;/script&gt;&lt;noscript&gt;&lt;a href="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/cc?z=admaxasia2&amp;pid=918cb7ec-d584-475f-8f1d-e03191dd03e1&amp;asid=f5de8e37-f91b-4878-be44-da652eac2f4c"&gt;&lt;img src="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/vc?z=admaxasia2&amp;dim=280733&amp;pid=918cb7ec-d584-475f-8f1d-e03191dd03e1&amp;asid=f5de8e37-f91b-4878-be44-da652eac2f4c&amp;abr=$imginiframe" width="300" height="250" border="0"&gt;&lt;/a&gt;&lt;/noscript&gt;

Badak Hitam Afrika Barat Kini Punah  

16/11/2011 16:40
Liputan6.com, Jakarta: Pekan lalu, International Union for Conservation of Nature (IUCN), lembaga yang memantau dan memelihara kelestarian alam serta spesies makhluk hidup yang terancam punah menyatakan, badak hitam Afrika Barat dipastikan punah. Badak tersebut menyusul nasib dua subspesies badak lain yang menjumpai nasib yang sama baru-baru ini.

Pernyataan punahnya spesies badak hitam Afrika barat diungkapkan setelah lembaga itu melakukan penilaian ulang terhadap spesies tersebut. Sebelum ini, spesies badak lain yang mengalami kepunahan di alam bebas adalah badak putih utara yang tinggal di kawasan tengah Afrika. Badak Jawa yang ada di Vietnam juga punah setelah pemburu membunuh satu-satunya hewan yang tersisa itu di tahun 2010 lalu.

Kini tinggal badak Jawa yang tinggal di Jawa saja yang masih tersisa. Itu pun populasinya sedikit dan kian menyusut. “Kurangnya dukungan politik dan perhatian pemerintah terhadap upaya konservasi di sejumlah habitat badak, banyaknya kelompok kriminal terorganisir yang mengincar hewan itu, serta meningkatnya permintaan atas cula serta perburuan liar merupakan ancaman utama yang dihadapi badak,” sebut IUCN.

Saat ini, IUCN menyebutkan, sekitar seperempat dari seluruh mamalia tersebut terancam punah. Namun sejumlah spesies berhasil diselamatkan dari ambang kepunahan. Sebagai contoh, menurut data IUCN, pada abad ke-19 lalu, hanya tersisa 100 ekor badak putih saja yang tersisa. Namun jumlahnya kini telah meningkat.(NatGeo/ADO)

Pilih ekonomi atau lingkungan?

0 komentar

Pilih ekonomi atau lingkungan?
Ragam
ARIF PITOYO

(pemkomedan.go.id)
JAKARTA: Indonesia sangat kaya dengan sumber daya hutan. Namun, apabila salah urus, maka kekayaan tersebut malah bisa memicu bencana.

Potensi HTI & HPH

Potensi hutan tanaman industri (HTI) bisa mencapai 14,5 juta ha dalam waktu kurang dari 10 tahun dibandingkan saat ini 9 juta ha, sehingga dapat memproduksi kayu 362,5 juta m3 serta perolehan devisa US$70 miliar. Adapun produktivitas kayu di hutan industri mencapai 25 m3 per yang dipergunakan untuk pulp 40 juta m3 dan plywood 30 juta m3.

Saat ini izin HTI mencapai 9 juta ha. Namun, HTI yang sudah ditanami hanya 4,3 juta ha atau 47,8%, sehingga masih banyak areal HTI yang belum ditanami.

Sementara itu, dari 9 juta ha hutan tanaman industri hanya 70% atau 6,3 juta ha yang dapat ditanami, sedangkan sisanya tidak dapat ditanami, karena untuk infrastruktur seperti jalan dan sebagainya.

Terkait dengan hutan produksi, saat ini terdapat 80 juta ha hutan produksi. Dari total itu, hanya 28 juta ha yang dimiliki 303 pemegang izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH), 10 juta ha dimiliki 140 pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI), dan 10 juta ha dimiliki pemegang izin Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan.

Dari total 303 HPH, hanya separuhnya aktif. Sekira 150 HPH tidak aktif, artinya memegang izin tapi tidak ada aktivitas apapun dalam kawasan hutan. Arealnya lantas ditutup atau menjadi kebun dan tambang. Ini banyak terjadi di Kalimantan Tengah.

Kebijakan kehutanan

Kebijakan yang terkait dengan kehutanan memang sangat sulit dan pelik, terutama antara pilihan ekonomi atau kelestarian lingkungan.

Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut dan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2011 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Lindung untuk Pertambangan Bawah Tanah bisa menjadi gambaran antara dua pilihan di atas.

Kerusakan hutan

Lebih dari 60% kawasan hutan konservasi di Bengkulu sudah mengalami kerusakan akibat perambahan oleh masyarakat yang mengalihfungsikan kawasan menjadi pemukiman dan perkebunan.

Hutan Lindung Gunung Soputan merupakan hutan lindung yang paling parah. Kawasan hutannya hanya tersisa sekitar 30% karena penebangan liar. Kawasan hutan lindung Taman Nasional Kutai di Desa Martadinata, Desa Suka Rahmat, dan Desa Suka Damai di Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur, Kaltim, kian hancur (75% rusak) oleh berbagai aktivitas yang merusak lingkungan, di antaranya pembalakan liar, pembukaan lahan tanpa izin, dan penambangan galian C, yakni menggali dan mengambil batu gunung kebutuhan bangunan.

Pemerintah akan mengeluarkan atau merelokasi warga di kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), di Kabupaten Merangin, Jambi, serta yang telanjur masuk TNKS. TNKS yang dirambah dan telah dijadikan perkebunan kopi sekitar 2.000 ha, sedangkan di kawasan hutan penyangga TNKS sekitar 8.000 ha.

Kerusakan juga meliputi lahan gambut di Kalteng. Dari total 3,6 juta ha lahan gambut, 1,4 juta ha di antaranya rusak. Kerusakan terjadi akibat proyek lahan gambut (PLG) sejuta ha di masa Orde Baru. Lahan itu terdapat di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Timur, dan Palangkaraya.

Eksplorasi panas bumi di hutan


Hampir 80% potensi panas bumi berada di kawasan hutan lindung dan konservasi. Pemerintah menyiapkan peraturan presiden tentang penggunaan hutan lindung untuk tambang bawah tanah guna pengembangan energi panas bumi nasional.

Kementerian Kehutanan siap menerbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi begitu aturan terbit.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Kehutanan melarang penambangan terbuka di hutan, terutama di kawasan lindung. Aturan ini dinilai menghambat pertumbuhan investasi panas bumi. Dengan dibuatnya perpres sebagai turunan dari UU No 39/2004, menjadi solusi bagi kegiatan tambang bawah tanah di hutan lindung untuk eksplorasi panas bumi.

Saat ini, izin pinjam pakai kawasan hutan untuk eksploitasi panas bumi baru berjalan di Jawa Barat (64,7 ha) dan Sumatera Selatan (17,3 ha).

Pemanfaatan hasil hutan


Pemerintah hanya mengizinkan investor pulp dan kertas untuk memanfaatkan kayu dari hutan alam sampai 2012. Oleh karena itu investor harus menambah kecepatan menanam lahan konsesi hutan tanaman industri (HTI) untuk memenuhi stok bahan baku jangka panjang.

Pemanfaatan kayu dari proses pembersihan areal konsesi HTI di hutan alam tetap dibenarkan. Oleh karena itu, dunia usaha masih dapat memanfaatkan kayu hasil pembersihan lahan dengan izin konsesi HTI.

Peluang ekspor pulp and paper sangat besar menyusul krisis di Eropa dan Amerika Serikat. Sekitar 50% perusahaan pulp di AS sudah tutup. Kelebihan lainnya, pertumbuhan pohon di Tanah Air 4-5 kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan pohon di luar negeri.

Tarik ulur moratorium

Meski jumlah luasan hutan moratorium kini mencapai 72 juta hektare (ha) dari semula 64 juta, hutan tetap mempunyai risiko untuk punah. Pemerintah tidak memiliki pendirian dalam menentukan konsep moratorium hutan.

Contoh nyata ketidakjelasan konsep pemerintah terlihat pada tarik ulur konsep moratorium yang akan diadopsi pemerintah dalam peraturan presiden (perpres) tentang moratorium. Skema program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim global memicu ketertarikan Norwegia mengucurkan bantuan hingga US$1 miliar untuk mengurangi pemanasan global yang dituangkan dalam Letter of Intenet (LoI).

Dalam LoI itu disebutkan salah satu syarat pencairan dana adalah Indonesia harus melakukan moratorium kehutanan atau penghentian izin penebangan hutan selama 2011-2012.

Proposal moratorium

Terdapat 2 draf proposal moratorium, yakni draf versi satuan tugas (satgas) REDD+ pimpinan Kuntoro Mangkusubroto dan draf versi Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian yang didukung Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang secara jelas memperlihatkan perang kepentingan antara pihak yang menyuarakan pelestarian lingkungan dan pihak pengusaha hutan.

Draf versi satgas REDD+ mencakup penghentian penebangan hutan primer (hutan perawan/asli) dan sekunder (hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas) dengan keluasan hutan mencapai 64 juta ha.

Sebaliknya draf versi Kemenko masih memungkinkan perpanjangan izin-izin pengelolaan hutan sekunder. Karena itu, luas hutan dalam draf itu Iebih kecil, hanya sekitar 42,6 juta ha.

Moratorium bukan berarti tunda konversi

Moratorium konversi hutan berarti suatu kebijakan pemerintah untuk menunda melakukan konversi hutan primer dan lahan gambut. Laju deforestasi di Indonesia sangat tinggi dan paling tinggi di hutan rawa gambut. Kondisi hutan rawa gambut saat ini sangat kritis. Emisi CO2 dari lahan gambut adalah sumber GRK utama di Indonesia.

Luas hutan primer di Indonesia diperkirakan oleh Dephut sebagai 57,9 juta ha pada 2005 (Dephut 2009), sementara rancangan Strategi Nasional REDD+ mengutip angka 43,8 juta ha (Stranas REDD+, draft 1).

Implikasinya, kalau moratorium menyangkut hutan primer, akan berdampak pada pemanfaatan hutan dan lahan pada sebagian hutan primer seluas 29,6 juta ha di Tanah Papua dan 14-28 juta ha di pulau lain di Indonesia yang berfungsi sebagai hutan produksi.

Kalteng jadi percontohan


Pada Desember 2010. Kalimantan Tengah terpilih sebagai provinsi percontohan dalam rangka implementasi program Pengurangan Emisi akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).

Keputusan menjadikan Kalteng sebagai provinsi percontohan dari sembilan kandidat provinsi diambil dalam rapat kabinet, 23 Desember 2010. Pertimbangannya, selain sebagai provinsi berkawasan hutan luas dan menghadapi ancaman besar deforestasi, Kalteng juga dinilai memperlihatkan komitmen kuat memerangi deforestasi.

Ada sejumlah tantangan dalam penerapan proyek REDD+ di Kalteng dan di daerah lainnya. Pertama, situasi dan kelembagaan sosial belum siap untuk menerima proyek itu. Masalah kedua, REDD+ tidak menjawab persoalan deforestasi karena hanya diterapkan di beberapa titik. Padahal, di tempat lain, ada jutaan hektar lahan hutan yang dikonversi menjadi nonhutan.

Kalau REDD+ diterapkan, kawasan yang bersangkutan menjadi kawasan zero access. Masyarakat setempat tidak bisa masuk, padahal mereka masih membutuhkannya, misalnya, untuk pertanian.

Konflik di Kalimantan

Konflik kehutanan di Kalimantan semakin mencemaskan, sehingga pemerintah harus mempercepat pengukuhan kawasan hutan dan memperluas areal hutan untuk masyarakat.

Potensi konflik sektor kehutanan di Indonesia semakin meningkat seperti di Kalimantan Tengah yang kekayaan tambang dan mineralnya terus menjadi incaran perusahaan swasta nasional dan asing. Konflik itu disebabkan ruang kelola kawasan hutan oleh masyarakat semakin berkurang dan izin konsesi semakin mudah diterbitkan di berbagai daerah yang kawasan hutannya masih sangat luas.

Ada sekitar 69 kasus sengketa kehutanan yang terjadi di 10 provinsi didominasi konflik antara masyarakat dan Kementerian Kehutanan. Total area yang disengketakan mencapai sekitar 843.000 ha. Contohnya salah satu perusahaan izin pelepasan untuk kegiatan pertambangan belum dikeluarkan, tetapi setelah di cek di lapangan sudah ada kegiatan pertambangan.

Tumpang-tindih perizinan sektor kehutanan di Kalimantan Tengah mencapai 316 unit perusahaan perkebunan dengan luas areal 3,75 juta ha. Adapun,konsesi tambang, sekitar 669 perusahaan di seluruh provinsi dengan luas 2,74 juta ha.

Seruan pengusaha hutan

Pengusaha kehutanan dan perkebunan kelapa sawit meminta pemerintah membatalkan rencana moratorium di hutan primer dan lahan gambut. Mereka khawatir kebijakan itu hanya akan menyenangkan pihak asing, tetapi berdampak buruk pada pembangunan domestik.

Seruan itu disampaikan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Saat ini, 398 anggota APHI mengelola 35 juta ha hutan produksi, dan anggota Gapki memakai 7,9 juta ha lahan.

Pemko Langsa tanam 5.000 pohon

0 komentar

LANGSA – Pemko Langsa bersama Muspida, melaksanakan penenaman 5.000 pohon dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) atau gerakan penanaman satu miliar pohon. Acara yang dibuka Wali Kota Langsa, Drs Zulkifli Zainon MM, berlangsung di areal Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Langsa.

Hadir pada acara itu, Kapolres Langsa AKBP Drs Yosi Muhamartha, Kepala Pengadilan Negeri (PN) Luchman Bachmit, Plt Kajakasaan Negeri (Kajari) Firmansyah SH,  Sekdako M Syahril, Kadis Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Cut Yusmainar, Kadis Pendidikan Mustafa, dan sejumlah pejabat lainnya.

Wali Kota dalam kesempatan itu mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) telah mengamanatkan untuk melakukan penanaman satu miliar pohon, yang bertujuan untuk menambah tutupan lahan dan mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor. Selain itu sebagai konservasi ke aneka ragaman hayati (biodiversity), penyerapan karbon di atmosfir untuk mencegah dampak perubahan iklim, dan dukung pembangunan ketahanan pangan, energi, dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat.

Kadis Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Cut Yusmainar, menambahkan, tujuan utama penenaman satu miliar pohon ini adalah sebagai momentum strategis bangsa Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi , dan deforestasi hutamn dan lahan, serta mengantisipasi kerusakan lingkungan lainnya yang dapat mengakibatkan penurunan produktifitas alam dan kelestarian lingkungan.

Ia menyebutkan, sejak tahun 2010-2011, jumlah bibit pohon yang telah ditanam di wilayah Kota Langsa mencapai 270.800 batang. Meliputi bantuan Presiden, bibit penghijauan dari BUMN/swasta, bibit penanaman hutan kota, dan bibit dari program Kebun Bibit Rakyat (KBR) dari BPDAS Krueng Aceh.

Dia menjelaskan, dengan adanya program KBR tahun 2011 ini, Kota Langsa juga akan mendapatkan lagi enam unit KBR, yang masing-masing unitnya akan menghasilkan sekitar 50.000 bibit pohon. Namun, untuk daerah ini, karena daerah keseluruhannya merupakan hutan mangrove, pihaknya memproritaskan penyediaan bibit tanaman manggrove.

Penghijauan Melalui Sentuhan Perempuan

0 komentar

klik link nya

2 Lokasi Andalan Ekoturisme Bengkulu

0 komentar

klik link nya

Selamatkan Bumi dan Lingkungan

0 komentar

klik link nya

Selamatkan Hutan Kita

0 komentar

klik link nya

Panin Bank Berikan Pohon Trembesi Gratis

0 komentar

klik link nya

Pengenalan Lingkungan Harus Dilakukan Sejak Dini

0 komentar

klik link nya

Kisah Selebritas Lingkungan

0 komentar

klik link nya

BJ Habibie kunjungi perkampungan nelayan di Kendari

0 komentar

klik link nya

Kelola SDA Harus Perhatikan Lingkungan

0 komentar

klik link nya

Sebedang Kaya Potensi Alam

0 komentar

klik link nya

70 persen terumbu karang Pesisir Selatan rusak

0 komentar

klik link nya

[apa kabar sidimpuan online] Redaksi, Pengiriman Berita, dan Informasi Pemasangan Iklan: apakabarsidimpuan@gmail.com Headlines Hari Ini - Perayaan Natal Oikumne 2011 Se Kota Pa Home Berita Sport Infotain Infotekno Unik Wisata Video Download Intermezo Dari Anda About Citizen Journalism Donasi Iklan Konsultasi Hukum SMS GRATIS Surat Pembaca Feed 09 December 2011 [home-ads] [home-ads] Home » Tabagsel » Perempuan Strategis Memelihara Lingkungan Perempuan Strategis Memelihara Lingkungan

0 komentar

Menanam pohon merupakan upaya mudah dan mempunyai nilai yang tinggi bagi kehidupan. Tapi hal itu tidak terjadi jika tidak dilakukan dengan baik, karena masyarakat akan merasa sepele, terhadap perkerjaan yang sifatnya mudah dan akhirnya menjadi sia-sia.
PKK sebagai suatu wadah juga harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan peduli lingkungab. Pasalnya, perempuan mempunyai peran yang sangat strategis dalam memelihara lingkungan dengan menanamkan nilai-nalai yang positif kepada anak di rumah tangga.
Kestrategisan peran perempuan ini tertuang juga dalam melalui 10 Porgram PKK khususnya pokja IV yaitu Kelestarian Lingkungan Hidup. Kaenanya, perempuan diwajibakan memperlihatkan betapa keberadaan dan dukungannya sebagai aset dan potensi bangsa dalam mengelola, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Ketua TP PKK Tapsel, Hj Syaufia Lina Syahrul M Pasaribu pada Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GPTPP) tahun 2011 di SMPN 4 Angkola Timur di Tabusira, Batang Tura Sirumambe, Kamis (1/12) lalu.
Penanaman 1 miliar pohon tahun 2011 ucap Hj Syaufia Lina, merupakan gerakan nyata penanaman pohon secara massal yang bertujuan, untuk menambah tutupan lahan untuk mencegah banjir dan longsor, kekeringan dan kebakaran, untuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati, penyerapan karbon dioksida (CO2) serta ikut berpartisipasi terhadap kebutuhan pangan, energi dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat.
“Isu global worming (pemanasan global) dan climate change (perubahan iklim) telah menjadi perhatian semua pihak. Karena, dampaknya ini terjadinya berbagai bencana alam, seperti banjir, longsor, puting beliung, kesulitan memperoleh air dan sebagainya, sehingga harus dilakukan tindakan nyata untuk menguranginya salah satunya menanam pohon,” tegas Hj Syaufia Lina Syahrul M Pasaribu.
GPTPP ini ungkap Hj Syaufia, diawali inisiasi kebersamaan 7 organisasi perempuan yaitu SIKIB, KOWANI, Dharma Wanita, TP PKK, Bhayangkari, Dharma Pertiwi dan APBB dan pertama kali dicanangkan oleh ibu Negara, pada 1 Desember 2007.
“PKK sebagai suatu wadah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bertujuan untuk mencapai keluarga sejahtera melalui 10 Porgram PKK khususnya pokja IV yaitu Kelestarian Lingkungan Hidup. Kita harus memperlihatkan betapa keberadaan dan dukungan perempuan dibutuhkan dalam upaya mengelola, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dengan momentum GPTPP tahun 2011 ini, himbau Ketua PKK, diharapkan mampu mendorong kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan, meningkatkan peran dan konstribusi perempuan dalam adaptasi perubahan iklim, memberikan motivasi berbasis kearifan local pada perempuan.
“Untuk melakukan perubahan prilaku, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyelamatkan lingkungan dengan menerapkan pola hidup ‘hijau’ yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat mulai sekarang,” himbau Hj Syaufia.
Bupati Tapsel, H Syahrul M Pasaribu menyampaikan, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggungjawab semuanya. (neo/mer)
metrosiantar.com

Siswa SMA Adu Ide Selamatkan Terumbu Karang

0 komentar

Siswa SMA Adu Ide Selamatkan Terumbu Karang

Margaret Puspitarini
Senin, 28 November 2011 09:46 wib
 0  00
Image: corbis.com
Image: corbis.com
JAKARTA - Kepedulian generasi muda terhadap kelestarian alam, khususnya biota laut semakin meningkat. Berbagai aksi nyata mereka tuangkan dengan menghasilkan ide kreatif untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati di Nusantara, khususnya.

Sebagai wahana bagi ide kreatif kawula muda, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghelat Kompetisi Inovator Muda (KIM). Ajang yang diperuntukan bagi pelajar SMA  ini diikuti oleh 92 sekolah di seluruh Indonesia.

Kompetisi besutan Bidang Edukasi Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) LIPI ini mencoba melihat inovasi kawula muda dalam memberikan solusi penyelamatan eksositem terumbu karang di Indonesia. KIM kali keenam ini mengusung tema Model Pelestarian Terumbu Karang dari Kacamata Generasi Muda.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengungkapkan, Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan sekira 17 ribu pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Maka, kekayaan bahari Indonesia, terutama terumbu karang, tentu sangat melimpah.

"Indonesia merupakan segitiga terumbu karang dunia. Namun, pemberdayaan terhadap sumber daya tersebut masih sangat memprihatinkan," kata Lukman di Tamini Square, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Lukman mengatakan, melalui penelitian yang dilakukan oleh LIPI, kekayaan terumbu karang Indonesia dalam keadaan memprihatikan. Hanya 26 persen ekosistem terumbu karang dalam keadaan baik dan 36 persen dalam keadaan cukup. Namun, 32 persen ekosistem terumbu karang Indonesia dalam kondisi rusak.

"Manusia memiliki andil dalam kerusakan ekosistem terumbu karang tersebut. Faktor utama yang mendasari hal ini adalah minimnya tingkat pengetahuan untuk melestarikan terumbu karang," ujarnya.

Terakhir, Lukman berpesan agar para generasi muda kembali meningkatkan kepedulian untuk menjaga kelestarian terumbu karang sebagai kekayaan laut Indonesia. "Menjadi tanggung jawab generasi muda untuk memelihara dan menjaga terumbu karang untuk keberlanjutan bagi generasi selanjutnya," tuturnya.

Setelah melalui berbagai seleksi, tersisa tiga tim untuk berlaga di grand final. Mereka adalah SMAN 1 Kendari, SMAN 1 Jakarta, dan SMAK Tarsisius 1 Jakarta. Bertempat di Tamini Square, Jakarta T

Mahatala Nommensen Rekrut Anggota Baru

0 komentar

Mahatala Nommensen Rekrut Anggota Baru

MEDAN- Mahasiswa Pencinta Alam (Mahatala) Universitas HKBP Nommensen Medan melakukan perektrutan anggota baru yang dilakukan di Open Stage (halaman utama) kampus, selama seminggu lebih dimulai, Selasa (6/12) kemarin.
Hal itu diucapkan Ketua Mahatala Univ HKBP Nommensen Medan, Sepri M Sinaga, Rabu (7/12) pagi. “Perekrutan calon anggota baru ini kita lakukan tiap tahunnya dan perekrutan ini dilakukan selama seminggu lebih. Semua mahasiswa bebas untuk mendaftarkan dirinya,” katanya.
Sepri menuturkan, tidak ada pembatasan kepada para mahasiswa yang ingin bergabung didalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Mahatala ini. “Tidak ada pembatasan dan semua bisa mendaftarkan dirinya selama berlangsungnya penerimaan. Untuk informasi lebih lanjut silahkan datang dan tanyakan kepada panitia langsung,” sebutnya.
Menurutnya, dengan bergabung kedalam wadah Mahatala, mahasiswa lebih mengerti betapa pentingnya lingkungan hidup dan bisa menjaga kelestarian alam. “Kegiatan yang kita lakukan merupakan kegiatan positif dimana kita juga menjaga kelangsungan lingkungan serta lebih menjaga alam lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni ini mengatakan, lebih baik para mahasiswa mengikuti kegiatan UKM untuk mengisi waktu mahasiswa yang kosong dan dengan demikian waktunya tidak terbuang sia-sia.
“Dengan bergabung diwadah Mahatala, otomatis image mahasiswa yang sering ribut-ribut bisa perlahan-lahan hilang. Alangkah lebih baiknya jika mahasiswa itu mengisi kekosongan waktunya dengan kegiatan yang positif,” pungkasnya.
Ditambahkannya, dalam merekrut anggota baru, semua anggota Mahatala diturunkan dalam memberikan penyuluhan dan pemahaman tentang lingkungan. “Anggota Mahatala juga melakukan kegiatan turun menggunakan tali kepada kawan-kawan mahasiswa dihalaman kampus,” ungkapnya.(jon)

Kodim 0609 dan Pemkab Tanam 19.000 Bibit Pohon

0 komentar

Pemkab Bandung bekerja sama dengan Kodim 0609/Kab. Bandung melaksanakan penanaman pohon dalam program penghijauan di Kp. Cikahuripan, Desa Nagrog, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung, Selasa (6/12). Kegiatan penanaman pohon yang dihadiri jajaran SKPD terkait dan para camat di Kab. Bandung itu, mengusung moto "Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional".

Terkait dengan kepedulian pemerintah dalam melakukan penanaman pohon itu, sedikitnya 19.000 pohon ditebar di wilayah Cicalengka dan sebagian di Kec. Nagreg, Kab. Bandung.

Jenis pohon yang ditanam di antaranya gamelina, jabon, suren, dan alba. Sejumlah komunitas peduli lingkungan, aparat desa, anak-anak SD pun turut dihadirkan dalam kegiatan sosial tersebut. Sebelum melakukan penanaman itu, pemerintah setempat sudah melakukan penanaman sebanyak tiga juta pohon yang disebar di wilayah Kab. Bandung.

Pencananngan penanaman pohon itu dihadiri langsung Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, Dandim 0609 Kab. Bandung, Letkol CZI Arnold Ritiauw, General Manaje PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Tavip, dan pihak terkait lainnya. Di sela-sela kegiatan penanaman berlangsung, Bupati Bandung memberikan penghargaan kepada sejumlah komunitas lingkungan dan warga setempat yang peduli terhadap rehabilitasi lahan dan pelestarian hutan dan lingkungan. Selain itu, bupati melakukan pengukuhan terhadap pengurus Brigade Pelestarian Penanaman Sabilulungan.

Menurut Dadang, pencanangan atau penanaman pohon saat ini, tidak hanya sebatas seremonial saja, melainkan bisa diikuti sejumlah masyarakat yang ada di masing-masing kecamatan. "Nantinya, di tingkat kecamatan tidak perlu lagi mengadakan pencanangan, langsung saja melakukan penanaman pohon," kata Dadang dalam sambutannya.

Dadang menilai penanaman pohon ini sangat penting untuk dilakukan, guna mengantisipasi terjadinya kerusakan alam. Apalagi saat ini, kata dia, kerusakan alam terjadi akibat ulah manusia. "Untuk itu, manusia dituntut bertanggungjawab untuk menjaga kelestarian alam. Menanam pohon itu, untuk kepentingan masa depan bangsa dan buat anak cucuk kita," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, pihak Dinas Pertanian Kab. Bandung mengatakan, pemerintah sudah melakukan penanaman pohon di wilayah Kab. Bandung mencapai 3 juta pohon. Pemerintah juga terus menjalin pola kemintraan dengan masyarakat setempat. Di wilayah Cicalengka itu, sudah ada 92 investor yang berusaha untuk berinvestasi dalam penanaman pohon jabon.

"Di wilayah Cicalengka itu, geliat hutan rakyat mulai tumbuh cukup bagus, seingga memiliki daya saing ke depannya," katanya. (B.105)**

Bencana belum Berakhir Kesadaran Menjaga Alam Rendah

0 komentar

Bencana belum Berakhir Kesadaran Menjaga Alam Rendah
Padang Ekspres • Senin, 05/12/2011 12:27 WIB • Yoni Syafrizal/Padek • 32 klik
Berpikir hijau: Menko Kesra Agung Laksono ketika meninjau korban banjir di Pasir
Painan, Padek—Banjir bandang yang melanda Pessel 3 November lalu, jangan dulu dianggap  sebagai bencana terakhir. Tapi bisa jadi merupakan awal bencana yang akan disusul oleh bencana-bencana besar lainya.

Kekhawatiran ini cukuplah beralasan, sebab hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alamnya masih dinilai rendah. Selain itu ketegasan pemerintah melalui jajaran terkait untuk bertindak tegas terhadap oknum perusak lingkungan juga tidak menunjukkan keseriusan.

Ini bisa dilihat pada kasus penemuan tanpa sengaja wakil bupati Pessel, Editiawarman, ketika melihat warga yang terkena korban banjir di nagari Palangai Gadang kecamatan Ranah Pesisir (21/11) dua pekan lalu. Pada kunjunag itu ditemui kayu tak bertuan hasil olahan bergelimpangan yang diduga berasal dari hutan lindung.

Petugas dari Polhut dan staf dinas Hutbun ESBM, Pessel, yang diturunkan ke lapangan untuk menindaklanjuti hasil temuan itu sehari setelah penemuan tidak membuahkan hasil. Sebab kayu temuan tanpa sengaja telah raib.

Kalaupun masih ada yang tersisa, telah dihanyutkan pula, dengan alasan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkutnya ke Painan lebih besar ketimbang harga kayu yang tersisa yang saat itu tinggal lagi sembilan batang, sebagai mana keterangan Kepala Dinas Kehutanan Energi Sumber Daya Mineral Pessel, Edi Suhartono, saat itu.   

Buya Zaitul Ikhlas, tokoh masyarakat Pesisir Selatan (Pessel), kepada Padang Ekspres mengatakan, temuan tanpa sengaja oleh rombongan wakil bupati saat kunjungnya itu, merupakan salah satu indikasi masih rendahnya kesadaran oknum masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pembalakan liar.

“Saya menilai dengan raibnya kayu tak bertuan yang bergelimpangan di batang Pelangai Ranah Pesisir dekat kantor wali nagari itu, merupakan salah satu indikasi keseriusan pihak terkait dalam hal ini masih diragukan. Karena ketidakseriusan itu, persoalan yang sama bisa terus terjadi, siapun oknum pelakunya,” jelasnya heran.

Dikatakanya, siapapun yang menjadi pelaku dibalik pembalakan liar itu, proseslah yang bisa menentukan. Tapi proses itu tidak bisa dijalankan karena tidak sorang pun yang mengaku pemiliknya bahkan sampai raib.

“Berbagai dalih dan kilah bisa saja dilemparkan oleh pihak terkait atas temuan itu. Sebab tidak ada pelaku. Jika memang kayu itu dari hasil hutan produksi atau kebun milik masyarakat, kenapa tidak ada yang tegas kalau itu bukan berasal dari hutan lindung. Inilah yang jadi pertanyaan. Makanya indikasi kalau kayu itu berasal dari hutan lindung atau TNKS, menjadi kuat dugaanya,” ujarnya.

Ia berharap kepada masyarakat Pessel, mulai saat ini secara bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam. Pessel adalah daerah rawan bencana. Bahkan bancana yang diprediksi cukup kompleks.

“Banjir, longsor dan abrasi merupakan tiga bencana yang bisa dipredikasi. Karena bisa diprediksi, ancamanya bisa diminimalisir melalui pelestarain lingkungan,” ujarnya. (*)

Dampak Pengelolaan Lahan Gambut Abaikan Kelestarian

0 komentar


Jum'at, 09 Desember 2011 22:40:37


Hot Topics >> Ekonomi - Metropolis ** BARU ** Interaksi antar pembaca PONTIANAKPOST.COM dapat dilakukan melalui akun jejaring sosial Facebook >>
 



 

 
 
Selasa, 06 Desember 2011 , 09:17:00
 

Pengelolaan gambut dan lahan gambut untuk pertanian dan usaha-usaha yang berkaitan dengan pertanian berkembang sangat pesat.Ratusan ribu hektar lahan gambut dialih fungsikan dan dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Lahan rawa menjadi kawasan yang sangat prospektif untuk perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Namun akhir-akhir ini banyak menuai protes dari para pemerhati dan penggiat lingkungan hidup baik dari dalam negeri maupuan dari luar negeri. Hal ini tentu didasari oleh kekhawatiran akan rusaknya lahan gambut sebagai fungsi ekosistem yang kompleks.

Terjadinya penurunan fungsi lahan gambut, salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap karakteristik gambut pada kondisi alami. Pengetahuan mengenai keaneka-ragaman karakteristik gambut pada kondisi masih alami menjadi sangat diperlukan, supayamasyarakat dapat mengelola dengan bijak (benar dan tepat) yaitu bermanfaat secara ekonomi dengan tidak mengesampingkan fungsi lingkungan. Potensi lahan gambut sangatbesar untuk usaha pertanian, disamping itu lahan gambut yang belum dimanfaatkan masih sangat luas, akan tetapi pemanfaatan lahan gambut tersebut harus dilakukan dengan senantiasa memperhatikan prinsip kelestarian dan mencegah terjadinya degradasi yang dampaknya cukup luas baik terhadap sumber kehidupan manusia maupun terhadap fisik lingkungan. Reklamasi lahan gambut harus memegang prinsip bahwa gambut merupakan lahan marginal dan mudah terdegradasi.Gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter termasuk kategori kawasan hutan lindung yang tidak boleh diganggu.
 Tingkat keberhasilan dari budidaya kelapa sawit di lahan gambut merupakan upaya yang terintegrasi dari berbagai kegiatan, mulai dari pembukaan lahan, penanaman dengan menggunakan bibit yang unggul dan sesuai, pemeliharaan tanaman baik pemupukan maupun pengendalian gulma dan hama penyakit tanaman, manajemen pengelolaan drainase, dll. Seperti diketahui bahwa lahan gambut merupakan lahan yang rapuh atau marginal sehingga apabila salah dalam mengelolanya akan berdampak pada kerusakan fungsi gambut itu sendiri. Apabila kondisinya sudah rusak maka akan sulit untuk memperbaikinya.

Dampak Pembangunan 
Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit meliputi pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengangkutan, pengolahan hasil dan pemasaran. Kegiatan-kegiatan tersebut dampaknya akan berbeda jauh ketika dilakukan di lahan gambut, dibandingkan dengan dilakukandi lahan mineral, mengingat lahan gambut merupakan lahan yang unik dan rentan terhadap kerusakan.
Pertama, Pembukaan lahan. Akibat pembangunan kelapa sawit yang mengesampingkan kelestarianakan berdampak terhadap lingkungan diantaranya adalah lenyapnya vegetasi alam serta flora dan fauna yang unik dan akan menjadi sangat berbahaya apabila mengalami kepunahan yang total pada sebagian besar kawasan di Indonesia. Pembukaan lahan gambut akan menurunkan fungsi hutan gambut sebagai pemasok bahan-bahan yang bernilai ekonomi seperti kayu, ikan dan daging satwa, rotan, getah dan tanaman obat yang biasa dimanfatkan oleh masyarakat lokal. Pembukaan lahan gambut juga akan menurunkan fungsi konservasi bagi spesies langka dan dilindungi, satwa langka dan tumbuhan penting, komunitas dan ekosistem.
Kedua, Pembuatan Kanal Drainase. Pembukaan kanal-kanal drainase akan mengurangi fungsi lahan gambut sebagai pengendali hidrologi wilayah yang berfungsi sebagai penambat air dan mencegah banjir dan kebakaran, karena berubahnya sifat fisik gambut diakibatkan oleh adanya drainase yang berlebih sehingga berdampak pada pengeringan gambut. Penuruan muka air tanah juga akan mempercepat laju pemadatan tanah (subsidensi), sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam menyimpan air. Penurunan muka gambut mambuat lahan menjadi amblas.Subsidensi gambut di lahan perkebunan kelapa sawit ditandai dengan rebahnya pokok sawit atau pokok doyong.Kondisi ini tentu merugikan kebun itu sendiri. Drainase yang berlebih juga berpotensi munculnya pirit atau tanah dengan sulfat masam dan intrusi air laut
Ketiga, Kebakaran Lahan. Kebakaran pada lahan gambut terjadi karena pembukaan lahan gambut dengan cara membakar, rata-rata menurunkan tingkat permukaan gambut sekitar 10 cm. Penurunan tanah gambut setiap 10 cm maka akan berakibat tanah akan kehilangan kemampuan menyimpan air sebanyak 800 m3 per hektar. Dan keempat, Emisi Gas Rumah Kaca. Lahan gambut dengan vegatasi tanaman kelapa sawit akan menghasilkan emisi karbon (CO2) sebanyak 1.540 g C/m2/tahun. Sebaliknya tanaman kelapa sawit di lahan gambut selama lima tahun akan menyimpan karbon sebanyak 27 ton C/ha, yang disumbangkan dari batang, pelepah dan akarnya. Emisi gas tersebut akan meningkat seiring dengan menurunnya tinggi muka air tanah akibat drainase yang berlebih.
Untuk meminimalkan dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut yang sudah berjalan maupun yang akan dilakukan, maka perlu suatu strategi atau upaya pengelolaan yang baik dan benar yang memenuhi kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut yang sesuai dengan sifat dan karakteristik lahan gambut. Apabila hutan rawa gambut diperlakukan secara baik dan benar sesuai dengan kemampuan/daya dukung lahan gambutnya, maka hasil yang diperoleh mampu memberikan sesuatu yang menjanjikan. Sebaiknya pengelolaan lahan dilakukan dengan memperhatikan ekosistem lahan gambut, kubah gambut sama sekali tidak boleh dibuka. Saluran drainase pada lahan gambut harus diatur dengan sangat ketat agar mampu mempertahankan muka air, termasuk muka air tanah yang sesuai dengan kebutuhan ruang perakaran tanaman.
Secara khusus hal-hal yang harus diperhatikan untuk menahan laju degradasi lahan gambut pada lahan perkebunan kelapa sawit adalah memembuat suatu sistem tata air (water management system) yang betul-betul terencana dengan baik  Pengaturan tinggi muka air tanah dapat dilakukan dengan membuat pintu-pintu pengatur air pada kanal-kanal drainase dan memonitornya setiap saat sebagai upaya mengantisipasi kelebihan air yang mengakibatkan areal tergenang ataupun kekurangan air yang mengakibatkan kekeringan.Untuk mempertahankan keanekaragaman hayati maka lahan-lahan yang menjadi kawasan lindung harus tetap dipertahankan, Oleh karena itu perlu dilakukan analisis tentang keanekaragaman hayati yang mempunyai nilai konservasi tinggi atau high conservation value (HCV) selajutnya melakukan pembatasan-pembatasan dan upaya pengelolaannya.
Upaya untuk mencegah kebakaran lahan gambut adalah dengan tidak membuka lahan dengan cara bakar, tidak melakukan drainase yang berlebihan, membuat menara pemantau api, membuat regu pemadam yang dilengkapi dengan peralatannya dll, yang sifatnya mudah dilakukan di lapangan. **
* Penulis, Staf Teknis Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian Provinsi Kalimantan Barat.