kelestarian alam medan


Meski merupakan kabupaten yang baru dimekarkan di tahun 2002 dari Kabupaten Aceh Tenggara, namun dengan kekayaan alam yang dimiliki seperti tanaman perkebunan menjadi modal bagi daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser ini lebih mudah berkembang.
Hal ini terlihat ketika MedanBisnis mengunjungi daerah yang mempunyai ibukota Blang Kejeren. Dengan luas wilayah 5.719 km2, Gayo Lues memiliki banyak jenis tanaman perkebunan yang dimanfaatkan masyarakatnya untuk menjadi pekerjaan pokok karena sektar 80% rakyatnya bekerja sebagai petani dan peternak.

Dikatakan Anggota DPRD Kabupaten Gayo Lues, Ali Husin, dari tanaman perkebunan yang dikembangkan masyarakat, daerah yang memiliki 11 kecamatan ini banyak menghasilkan produksi minyak serai wangi sekitar 15 ton perbulannya. Belum lagi, dengan produksi nilam, kemiri, kopi, kakao dan tembakau.

"Produksi serai wangi nya akan kita tingkatkan lagi, kalau memang permintaan banyak. Selama ini minyak serai wangi banyak dipasarkan ke Kota Medan dengan harga rata-rata Rp 100.000 perkg," ujarnya.

Sedangkan untuk minyak nilam, masyarakat menjualnya dengan harga Rp 300.000 perkg, namun produksi tidak banyak dihasilkan karena hanya empat kecamatan saja yang mengembangkan komoditas perkebunan tersebut. Berbeda dengan serai wangi,  hampir seluruh kecamatan yang ada di daerah itu masyarakatnya mengembangkan serai wangi yang dikembangkan di hutan pinus.
"Kalau minyak nilam harganya sering tidak stabil, berbeda dengan minyak serai wangi yang tetap dan ini lebih menguntungkan masyarakat kita," katanya.

Memang, dari luas wilayah yang dimiliki Kabupaten Gayo Lues hanya sekitar 29,1% yang boleh digarap masyarakat karena sebagian lagi merupakan kawasan hutan lindung dan Gunung Leuser.

Saat ini, tambah Husin, pemerintah kabupaten akan melakukan pengembangan jenis tanaman perkebunan lainnya seperti komoditi durian, kelengkeng, mangga dan nenas. Sebab, melihat masih luasnya daerah yang belum dimanfaatkan dan membuka peluang usaha lain dengan tujuan menambah pendapatan penduduk, maka telah menganggarkan sebanyak Rp 400 juta untuk pembelian 150 ribu bibit jenis tanaman tersebut.

"Bibit-bibit tanaman ini langsung kita ambil dari penangkar tanaman di Medan yang dijamin memiliki bibit unggul dan berkualitas. Pemilihan bibit yang dibeli, telah dilakukan  secara berulang kali dan akhirnya menjatuhkan kerjasama dengan penangkar bibit di Tani Mas milik N Klaras di Tanjung Morawa," jelasnya kepada MedanBisnis yang saat itu ikut mengantar pengiriman bibit periode pertama.

Menurutnya, bibit-bibit tanaman tersebut nantinya akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis dan bahkan langsung diantar ke tempat yang memang serius ingin mengembangkan serta memiliki lahan. Selain itu juga, tanaman akan dikembangkan dilahan tidur seluas 4 ribu hektare.

"Kita memilih jenis tanaman dengan memiliki  nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat yang mengembangkannya," ucap Husin yang juga Ketua Komisi C dari Fraksi Partai Golkar ini.

Memang, diakuinya, masih banyak kendala yang dihadapi masyarakat dalam memasarkan hasil produksi tanaman perkebunan selama ini. Masih sangat membutuhkan banyak investor untuk membantu mengembangkan tanaman ini di kabupaten yang memiliki jarak begitu jauh dari Kota Banda Aceh atau harus terlebih dahulu melalui Kota Medan.

Kabupaten yang berpenduduk kebanyakan Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan. Untuk tanaman serai wangi, dijelaskan Husin, butuh peremajaan sehingga bisa menghasilkan produksi yang lebih banyak dan siap menerima pemesanan dalam partai besar dari para pengusaha.

"Selain jenis tanaman yang akan kita kembangkan tersebut, sisa lahan tidur yang belum dimanfaatkan akan ditanami dengan jenis komoditi lain yang sesuai kondisi daerah. Saat ini sedang kita teliti apa yang cocok dikembangkan," tuturnya.

Bukan hanya memiliki potensi pertanian, tapi Kabupaten Gayo Lues juga mempunyai potensi pariwisata yang tidak kalah indah dengan daerah lainnya di Indonesia seperti pemandian air panas Gumpang, air terjun Akang siwah dan wisata alam Blang Serai.

Pemilik Penangkar Bibit Tani Mas, N Klaras menyatakan, pihaknya siap membantu program pemerintah manapun dalam melestarikan lingkungan dengan mengembangkan tanaman  pertanian, perkebunan ataupun kehutanan.

Dengan penyediaan bibit tanaman unggul yang dimiliki, Klaras yang juga salah satu pendiri Asosiasi Penangkar Tanaman (Aspenta) Sumut optimis perkembangan  sektor pertanian dapat maju di Indonesia jika semua pihak ikut membantu baik dari pemerintah, LSM dan juga masyarakat.

"Memajukan pertanian di Indonesia tidak akan berhasil jika hanya dilakukan satu pihak saja, tapi harus dari dukungan dari pemerintah untuk membantu anggaran, penyuluhan, pemasaran dan peluang-peluang lainnya sehingga masyarakat bergairah mengembangkannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia," jelasnya. (yuni naibaho)

0 komentar:

Posting Komentar