Pelestarian alam di Taman Eden 100
6 FEBRUARI, 2008
Imran Napitupulu [Pertahankan Keutuhan Ekosistem]
Salah satu upaya umat manusia untuk mengurangi Efek Rumah Kaca, adalah dengan memperbesar penyerapan emisi karbon. Yakni, dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman. Ekosistem hutan harus dipertahankan.
Terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, merupakan tantangan lingkungan hidup paling berat yang dialami umat manusia. Semua bisa terjadi, akibat pembakaran bahan bakar fosil. Karenanya, pengurangan emisi dari deforestrasi dan degradasi hutan di negara berkembang, merupakan isu terkini yang menjadi agenda utama pada Konfrensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim ke-13 bulan Desember 2007 di Bali.
Terjadinya pemanasan global yang terlampau ekstrim adalah akibat pembakaran fosil. Terutama, batu bara, minyak bumi dan gas alam yang berlebihan. Pembakaran tersebut melepaskan gas-gas berbahaya ke atmosfir bumi. Di antaranya, karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lain yang disebut gas rumah kaca. Lalu, akan menimbulkan efek rumah kaca, yakni makin tingginya suhu bumi akibat pemanasan global. Pola iklim akan berubah akibat dari kenaikan suhu, melelehnya es abadi dan perubahan arus laut. Untuk itu, keutuhan ekosistem perlu dipertahankan.
Upaya pelestarian lingkungan, dilakukan sosok fenomenal Marandus Sirait. Taman Wisata Eden 100, di desa Lumban Rang Kec. Lumban Julu Tobasa, sekitar 40 KM dari ibukota Balige, dikelolanya menjadi objek wisata minat khusus. Aktivitas tersebut, termasuk salah satu upaya dalam mengurangi efek rumah kaca. Tujuannya jelas, yaitu memperbanyak penyerapan emisi karbon. Namun, hutan Indonesia luasnya 120,3 juta Ha, sehingga sulit diyakini, emisinya akan mampu diserap secara signifikan.
Beberapa puluh tahun lalu, pada awalnya Op. Brian Sirait (70) ayahandanya Marandus mengkoleksi berbagaispecies tanaman. Kemudian, ditanam di areal seluas 40 Ha milik keluarganya. Selanjutnya, gagasan ini diteruskan Marandus, yang sangat piawi bermain musik. Obsesi dan kecintaan terhadap lingkungan, menghantarkannya hingga mendapat penganugerahan Kader Konservasi Alam Terbaik Sum. Utara tahun 2001, dan penerima Piala Kalpataru Perintis Lingkungan 2005.
Koleksi yang ada dari ratusan species tanaman di sekitar kawasan taman Eden 100, baru-baru ini ditambah Kadis Pertanian Tobasa Ir. Horas L. Silitonga MM. dengan menanam sebatang pohon Mangga (ambasang), melalui Kabid Perikanan Ir. Tua Pangaribuan, didampingi stafnya Amser Nababan. Komoditi ini merupakan pilihan Kabag TataUsaha Dinas Pertanian Tobasa, Armida Sibarani, SH. Mangga yang ditanam persis di bawahcamping area yang berfungsi ganda sebagai heli pad. “Untuk memudahkan akses transprortasi dari udara” ujar Marandus.
Bentuk perhatian serupa, diekspresikan perwakilan Koran Nasional Pos Tobasa dengan menanam pohon beringin. Persis, berdekatan dengan koleksi tanaman Joy Tobing (Indonesian Idol 2006). Marandus meregistrasinya sebagai tanaman Koran Nasional Pos. Beringin melambangkan jenis pohon besar yang kuat dan kokoh. Bisa berumur ratusan tahun. Mampu memberi keteduhan dari kanopinya yang luas. Komoditi ini, merupakan pilihan Brilian Mukhtar, SE pendiri Koran Nasional Pos, www.nasionalpos.com.
Aksi Penanaman Serentak Indonesia, diselenggarakan bersamaan di berbagai daerah seluruh tanah air. Sebanyak 79 juta pohon ditanam di Indonesia. Kemudian, 10 juta pohon ditanam dalam aksi Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Hal tersebut merupakan sumbangsih bangsa Indonesia dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan, serta upaya menanggulangi pemanasan global.
Dalam konteks yang sama, Ir. Monang Naipospos, www.tanobatak.wordpress.com, juga menanam Andalehat(sejenis tanaman khas bangso Batak yang sudah langka). Sebagai bentuk keperdulian, untuk mempertahankan hutan dari ancaman degradasi dan deforestrasi.
Jelajah hutan mengelilingi Taman Eden 100, akan memperkenalkan pengunjung dengan ratusan species pohon langka. Termasuk di antaranya tanaman obat, dengan berbagai khasiat dan keunikannya. Juga berbagai tanaman langka, seperti andaliman, mobe, antarasa, hori, singkam serta berbagai jenis tanaman lainnya.
Kicau burung dan sabda alam akan melukiskan nuansa tersendiri yang luar biasa. Sangat spektakuler. Layaknya, persis dalam dunia extravaganza. “Di sini, kami juga sekaligus sebagai bank pohon. Mendistribusikannya kepada siapapun yang concern dengan pelestarian lingkungan” terang Marandus.
0 komentar:
Posting Komentar